Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sudah lama
saya tidak menulis, kali ini saya mau menceritakan sebuah kisah inspirasi yang
semoga dapat memberikan inspirasi pada teman-teman sekalian.. :)
Kisah ini
dimulai di saat seorang anak kecil bernama Rahmat mengikuti sebuah kompetisi
sepeda yang bernama"Cycling Fair". Ia mengikuti
kompetisi ini dengan penuh semangat dengan tujuan dapat memenangkan kompetisi
itu meskipun dengan kondisi sepeda yang dia pakai sekarang tidak bagus sperti
milik peserta lainnya. Saat pertandingan akan dimulai seorang temannya bertanya,
“Mat, apa kamu yakin dengan sepeda tua kamu bisa mengalahkan mereka?”.
Rahmat melihat peserta lainnya dan kembali menatap temannya, “Ali,
kemenangan itu tidak ditentukan oleh seberapa bagus alat yang kita pakai,
melainkan seberapa besar usaha kita untuk mencapai & mewujudkan apa yang
kita inginkan”, sahut Rahmat. Ali terdiam oleh kata-kata Rahmat, tapi
kemudian temannya masih ragu dan bertanya “sekarang bagaimana kamu bisa
memenangkan kompetisi ini, sedangkan kamu sendiri tidak pernah mengikuti hal
seperti ini sebelumnya dan badan mereka juga besar-besar”, sahut Ali. “Meskipun
aku bukan orang yang berkecukupan, fisikku tidak sesempurna mereka, tapi aku
mempunyai semangat yang besar dan Insya Allah jika kita mau berdo’a dan
berikhtiyar pasti ada jalan”, jawab Rahmat. Kemudian Rahmat pun masuk ke
barisan peserta dan bersiap-siap. Temannya pun memberi semangat dan percaya
bahwa Rahmat bisa memenangkan kompetisi ini. Beberapa saat kemudian bunyi
peluit tanda pertandingan dimulai pun telah ditiup “Priiiitttt”. Para
peserta pun mulai mengayuh sepedanya masing-masing dan melaju dengan cepat.
Diputaran pertama, Rahmat tertinggal oleh peserta lain tetapi dia tetap
mengayuh sepedanya dengan penuh semangat. Penononton yang melihat kompetisi itu
tidak yakin kalau Rahmat bisa menang karena Rahmat sudah tertinggal jauh
diputaran pertama. Hal ini tidak membuat Rahmat putus asa, dia yakin bahwa
dengan sepeda pemberian kakeknya yang dipakai sekarang ini dia bisa menang
karena semangatnya sudah bercampur dengan harapan dan impian. Dia pun yakin
semangat kakeknya pun ada didalam dirinya. “Aku pasti bisa”, teriak
Rahmat dengan penuh semangat. Diputaran kedua, Rahmat perlahan-lahan mulai
mendekati peserta lain dan melewati peserta lainnya satu persatu.
Ali berteriak, “Ayooo, aku yakin
kamu pasti bisa!!!”. Dan diputaran terakhir Rahmat sudah pada urutan ke-3,
ia terus mengayuh sepedanya dengan sekuat tenaganya. Saat detik-detik terakhir
mencapai garis finish akhirnya Rahmat pun dapat berada di urutan pertama dan
memenangkan pertandingan ini. Kemudian Rahmat mendapat hadiah berupa uang
sebesar 2 juta rupiah dan voucher makan senilai 500 ribu rupiah di restoran
mewah. Dia bisa memilih mau menukarkan vouchernya dengan uang atau untuk
diapakai makan di restoran mewah. Tapi Rahmat memilih untuk menukarkannya
dengan uang. Rahmat pu sujud syukur atas kemengannya karena ia sangat bersyukur
bisa membantu keuangan keluarganya. Beberapa saat kemudian setelah acara
selesai Rahmat dan Ali pun memulai perjalanannya pulang kerumah, sebelumnya dia
masuk ke toko buku dan membeli buku banyak sekali dan ditengah jalan dia
berbelok ke sebuah warung makan untuk membeli makanan. Dan tidak disengaja pula
ada keluarga seorang wirausaha yang menonton kompetisi itu bertemu dengan
Rahmat. Wirausahawan itu bernama Robi, dia sedang makan bersama keluarganya
warung makan tersebut tapi dia bingung kenapa anak itu tidak memakai vouchernya
untuk makan direstoran mewah, malah memilih makan di warung makan yang
sederhana ini. Dan ia melihat anak itu dan temennya hanya memesan nasi goreng
dan tempe penyet. Kedua anak itu makan dengan lahapnya dan menikmati makanan
itu. Setelah melihat mereka selesai makan pak Robi pun medekati dan mengajak
mereka ngobrol, kemudian pak Robi bertanya kepada mereka, “kenapa kalian
tidak menerima voucher tadi yang makan di restoran mewah, tapi lebih memilih
menukarkan dengan uang dan makan di warung makan yang sederhana ini?”.
Kemudian anak itu menatap pak Robi dan bercerita tentang kehidupannya dan
keluarganya yang serba kekurangan. “Pak, memang saya hidup di keluarga yang
biasa, saya memilih untuk makan disini karena saya lebih bisa menikmati hidup
saya dan mensyukuri hidup ini apa adanya. Dan saya ingat diluar sana masih
banyak orang yang tidak seberuntung saya. Oleh karena itu saya tidak mau
menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak bermanfaat”, sahut Rahmat. “Lalu,
aku lihat di kardus itu banyak sekali buku. Kenapa kamu membeli sebanyak itu
dan kenapa ada 3 buku yang tidak dimasukkan di kardus?”, tanya pak Robi.
Kemudian Rahmat pun menjelaskan bahwa buku yang ada didalam kardus itu akan
disumbangkan ke sebuah yayasan panti asuhan dan yang tigak buku lainnya untuk
dibacanya sendiri. Dia pun menjelaskan kalau kakeknya juga mengajarkan
kepadanya untuk selalu berbagi dan selalu jadi orang yang bermanfaat kepada
orang disekitarnya. Harta hanyalah sebuah titipan Allah, sewaktu-waktu Allah
bisa mengambilnya. Yang bisa kita lakukan yaitu bersedekah dan beramal kepada
orang-orang disekitar kita. Insya Allah rezeki itu akan selalu ada jika kita
mau berusaha dan bekerja keras serta tidak melupakan orang disekitar kita.
Mendengar kata-kata Rahmat membuat Pak Robi termenung dan menyadari bahwa
dirinya yang sekarang masih kurang mensyukuri apa yang ada. Untuk terakhir
kalinya Pak Robi bertanya, “apakah kamu sudah mendapatkan dan merasakan
kenikmatan dalam hidupmu?”. Anak itu menjawab, “Alhamdulillah, saya
sudah dan masih merasakan nikmat dalam hidup saya”. Pak Robi pun agak
bingung dengan jawaban anak itu. “kalau boleh tahu nikmat apa saja itu?” tanya
pak Robi. Kemudian anak itu menjelaskan bahwa nikmat yang dirasakannya yaitu
mata, hidung, mulut, telinga, kaki dan tangan karena dengan itu semua
saya masih bisa merasakan bagaimana bisa melihat, bernafas, berbicara,
mendengarkan, berjalan dan membantu orang disekitarnya. Dan akhirnya pak Robi
pun meneteskan air matanya, ia terharu dengan ucapan anak itu. Dia pun
berterima kasih kepada Rahmat karena sudah meberikannya pelajaran yang berarti
dalam hidupnya. Mohon maaf sebelumnya jika ada salah penulisan kata dan cerita.
Semoga kisah ini memberikan inspirasi dan memberikan manfaat bagi teman-teman
yang membaca. Saya harap teman-teman dapat mengambil pesan & amanat yang
ada di cerita ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
0 comments:
Post a Comment